Pages

Featured Posts

Kamis, 18 Agustus 2011

Ahli Syurga


Imam Ahmad meriwayatkan dari Muhammad bin Qais bin Ubadah, dia berkata, "Aku sedang berada di masjid. Tiba-tiba datanglah seorang yang di wajahnya ada tanda kekusyukan. Dia shalat dua rakaat secara singkat. Orang-orang berkata, 'Orang ini ahli surga.'

Setelah dia keluar, maka saya mengikutinya sampai di rumahnya, lalu aku ikut masuk kerumahnya. Kami bercakap-cakap, dan setelah akrab aku bertanya, 'Ketika engkau masuk mesjid, orang-orang mengatakan bahwa engkau ahli surga.' Dia menanggapi, 'Mahasuci Allah. Tidak selayaknya seseorang mengatakan sesuatu yang tidak diketahuinya.

Saya akan bercerita kepadamu mengapa saya demikian. Sesungguhnya aku bermimpi seolah-olah aku berada di taman nan hijau.'" Ibnu Aun berkata: "Orang itu menceritakan kehijauan dan keluasan taman.'Di tengah-tengah taman ada tiang besi. Bagian bawahnya menancap ke bumi dan bagian atasnya menjulang ke langit. Pada bagian tengahnya ada tali.

Tiba-tiba dikatakan kepadaku, 'Naiklah!'
Maka aku menjawab, 'Aku tidak bisa.'
Kemudian datanglah pelayan.'
" Ibnu Aun berkata, "Pelayan itu seorang pemuda. Pelayan menyingsingkan bajuku dari belakang seraya berkata, 'Naiklah!' Maka akupun naik hingga berhasil memegang tali.

Dia berkata, 'Peganglah tali itu.' Maka aku terbangun dan tali itu benar-benar ada ditanganku.

Kemudian aku menemui Rasulullah saw. dan menceritakan kejadian itu kepada beliau. Maka beliau bersabda, 'Taman itu melambangkan taman Islam, tiang itu melambangkan tiang Islam, dan tali itu adalah tali yang kokoh. Kamu akan senantiasa memeluk Islam hingga mati.'"

Hadist ini dikemukakan dalam shahihain. Orang itu adalah Abdullah bin Salam r.a.

»»  Selengkapnya...

Sabtu, 13 Agustus 2011

Keajaiban Basmalah


SYAIKH MUHAMMAD AS-SANWANI, Grand Syaikh Al-Azhar Mesir yang ke-13, dalam kitabnya yang bernama “Hasyiyah Ala Mukhtashar Ibnu Jamrah” yang berisi penjelasan kitab Mukhtashar Shahih Bukhari, menulis beberapa kisah nyata tentang keajaiban basmalah.

Di antaranya, beliau menuturkan, “Suatu ketika Abu Hurairah ra.,salah seorang sahabat nabi terkenal, bertemu dengan setan penggoda orang mukmin dan setan penggoda orang kafir. Setan penggoda orang kafir itu gemuk, segar, rapi, dan memakai baju bagus. Sedangkan setan penggoda orang mukmin kurus, kering, kusut, dan telanjang.
Setan gemuk itu bertanya pada setan penggoda kaum mukmin yang kurus, “Kenapa keadaanmu menyedihkan, kau kurus kering, kusut dan telanjang ?”

Setan kurus menjawab, “Aku bertugas menggoda orang mukmin yang selalu berzikir dan membaca basmalah menyebut nama Allah. Ketika hendak makan dan minum ia membaca basmalah menyebut nama Allah, maka aku tetap lapar dan haus. Ketika memakai minyak ia menyebut nama Allah, maka aku tetap kusut. Dan ketika memakai baju ia juga menyebut nama Allah sehingga aku tetap telanjang ! “

Setan gemuk menyahut, “Kalau begitu aku beruntung. Aku bersama orang kafir yang tidak pernah menyebut nama Allah. Pada waktu makan ia tidak menyebut nama Allah sehingga aku bisa makan bersamanya sampai puas. Ketika minum dia juga tidak menyebut nama Allah sehingga aku bisa ikut minum. Ketika memakai minyak ia tidak menyebut nama Allah sehingga aku ikut minyakan. Dan ketika memakai pakaian ia tidak menyebut nama Allah sehingga aku ikut memakai pakaiannya.”

***

Begitulah, betapa agung faidah membaca basmalah. Setan tidak bisa ikut makan makanan orang yang membaca “Bismillahirrahmanirrahim !”

Bahkan dalam sebuah hadis Rasulullah Saw bersabda, bahwa rumah yang dibacakan basmalah maka setan tidak akan bercokol dan bermalam di dalamnya.

Baginda Rasulullah Saw mengajarkan agar umatnya memulai segala perbuatan baiknya dengan membaca basmalah, menyebut nama Allah SWT. Agar perbuatannya itu benar-benar penuh berkah, tidak diganggu setan dan mendapatkan ridha dari Allah Yang Maha Rahman.

***

Sumber Tulisan Oleh : Habiburrahman El Shirazy

(Di Atas Sajadah Cinta, Penerbit Republika, Cetakan X, September 2006)
»»  Selengkapnya...

Selasa, 09 Agustus 2011

Membaca Al Qur'an Di Bulan Ramadhan


Segala puji bagi Allah, yang telah menurunkan kepada hamba-Nya kitab Al-Qur'an sebagai penjelasan atas segala sesuatu, petunjuk, rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang muslim. Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada hamba dan rasul-Nya Muhammad, yang diutus Allah sebagai rahmat bagi alam semesta.

Adalah ditekankan bagi seorang muslim yang mengharap rahmat Allah dan takut akan siksa-Nya untuk memperbanyak membaca Al-Qur'anul Karim pada bulan Ramadhan dan buian-bulan lainnya untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala, mengharap ridha-Nya, memperoleh keutamaan dan pahala-Nya.
Karena Al-Qur'anul Karim adalah sebaik-baik kitab, yang diturunkan kepada Rasul termulia, untuk umat terbaik yang pernah dilahirkan kepada umat manusia; dengan syari'at yang paling utama, paling mudah, paling luhur dan paling sempurna.

Al-Qur'an diturunkan untuk dibaca oleh setiap orang muslim, direnungkan dan dipahami makna, perintah dan larangannya, kemudian diamalkan. Sehingga ia akan menjadi hujjah baginya di hadapan Tuhannya dan pemberi syafa'at baginya pada hari Kiamat.

Allah telah menjamin bagi siapa yang membaca Al-Qur'an dan mengamalkan isi kandungannya tidak akan tersesat di dunia dan tidak celaka di akhirat, dengan firmanNya " Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. " (Thaha:123),

Janganlah seorang muslim memalingkan diri dari membaca kitab Allah, merenungkan dan mengamalkan isi kandungannya. Allah telah mengancam orang-orang yang memalingkan diri darinya dengan firman-Nya :

"Barangsiapa berpaling dari Al-Qur'an maka sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari Kiamat. " (Thaha : 100),

"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta. " (Thaha: 124),

Di antara keutamaan Al-Qur'an :

1. Firman Allah Ta 'ala :

"Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. " (An-Nahl: 89),

2. Firman Allah Ta'ala .

.. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus. " (Al-Ma'idah: 15-16).

3. Firman Allah Ta 'ala :

"Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi ouang-orang yang beriman. " (Yunus: 57).

4. Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :

"Bacalah Al-Qur'an, karena ia akan datang pada hari Kiamat sebagai pemberi syafa 'at bagi pembacanya. " (HR. Muslim dari Abu Umamah).

5. Dari An-Nawwas bin Sam'an radhiallahu 'anhu, katanya : Aku mendengar Rasul shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

"Didatangkan pada hari KiamatAl-Qur'an dan para pembacanya yang mereka itu dahulu mengamalkannya di dunia, dengan didahului oleh surat Al Baqarah dan Ali Imran yang membela pembaca kedua surat ini. " (HR, Muslim).

6. Dari Utsman bin Affan radhiallahu 'anhu, katanya: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya. " (HR. Al-Bukhar)

7. Dari Ibnu Mas'ud radhiallahu 'anhu, katanya : Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf; tetapi alif satu huruf; lam satu huruf dan mim satu huruf. " (HR. At-Tirmidzi, katanya: hadits hasan shahih).

8. Dari Abdullah bin Amr bin Al 'Ash radhiallahu 'anhuma, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

"Dikatakan kepada pembaca Al-Qur'an: "Bacalah, naiklah dan bacalah dengan pelan sebagaimana yang telah kama lakukan di dunia, karena kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang kamu baca. "(HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi dengan mengatakan: hadits hasan shahih).

9. Dari Aisyah radhiallahu 'anhu, katanya : Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Orang yang membaca Al-Qur'an dengan mahir adalah bersama para malaikat yang mulia lagi taat, sedangkan orang yang membaca Al-Quran dengan tergagap dan susah membacanya baginya dua pahala. " (Hadits Muttafaq 'Alaih).

Dua pahala, yakni pahala membaca dan pahala susah payahnya.

10. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

"Tidak boleh hasut kecuali dalam dua perkaua, yaitu: orang yang dikaruniai Allah Al-Qur'an lalu diamalkannya pada waktu malam dan siang, dan orang yang dikaruniai Allah harta lalu diinfakkannya pada waktu malam dan siang "(Hadits Muttafaq 'Alaih).

Yang dimaksud hasut di sini yaitu mengharapkan seperti apa yang dimiliki orang lain. ( Lihat kitab Riyadhus Shaalihiin, hlm. 467-469.

Maka bersungguh-sungguhlah -semoga Allah menunjuki Anda kepada jalan yang diridhaiNya untuk mempelajari Al-Qur'anul Karim dan membacanya dengan niat yang ikhlas untuk Allah Ta'ala. Bersungguh-sungguhlah untuk mempelajari maknanya dan mengamalkannya, agar mendapatkan apa yang dijanjikan Allah bagi para ahli Al-Qur'an berupa keutamaan yang besar, pahala yang banyak, derajat yang tinggi dan kenikmatan yang abadi. Para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dahulu jika mempelajari sepuluh ayat dari Al-Qur'an, mereka tidak melaluinya tanpa mempelajari makna dan cara pengamalannya.

Dan perlu Anda ketahui, bahwa membaca Al-Qur'an yang berguna bagi pembacanya, yaitu membaca disertai merenungkan dan memahami maknanya, perintah-perintahnya dan larangan-larangannya. Jika ia menjumpai ayat yang memerintahkan sesuatu maka ia pun mematuhi dan menjalankannya, atau menjumpai ayat yang melarang sesuatu maka iapun meninggalkan dan menjauhinya. Jika ia menjumpai ayat rahmat, ia memohon dan mengharap kepada Allah rahmat-Nya; atau menjumpai ayat adzab, ia berlindung kepada

Allah dan takut akan siksa-Nya. Al-Qur'an itu menjadi hujjah bagi orang yang merenungkan dan mengamalkannya; sedangkan yang tidak mengamalkan dan memanfaatkannya maka Al-Qur'an itu menjadi hujjah terhadap dirinya (mencelakainya).

Firman Allah Ta 'ala :

"lni adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya orang-orang yang mempunyai pikiran mendapatkan pelajaran." (Shad: 29).

Bulan Ramadhan memiliki kekhususan dengan Al-Qura'nul Karim, sebagaimana firman Allah: "Bulan Ramadhan, yang di dalamnya diturunkan permulaan Al-Qur'an ... "(Al-Baqarah: 185).

Dan dalam hadits shahih dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertemu dengan Jibril pada bulan Ramadhan setiap malam untuk membacakan kepadanya Al-Qur'anul Karim.

Hal itu menunjukkan dianjurkannya mempelajari Al-Qur'an pada bulan Ramadhan dan berkumpul untuk itu, juga membacakan Al-Qur'an kepada orang yang lebih hafal. Dan juga menunjukkan dianjurkannya memperbanyak bacaan Al-Qur'an pada bulan Ramadhan.

Tentang keutamaan berkumpul di masjid-masjid untuk mempelajari Al-Qur'anul Karim, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

"Tidaklah berkumpul suatu kaum di salah satu rumah Allah seraya membaca kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka, kecuali turunlah ketenangan atas mereka, serta mereka diliputi rahmat, dikerumuni para malaikat dan disebut-sebut oleh Allah kepada para malaikat di hadapan-Nya. " (HR. Muslim).

Ada dua cara untuk mempelajari Al-Qur'anul Karim:

1. Membaca ayat yang dibaca sahabat Anda.

2. Membaca ayat sesudahnya. Namun cara pertama lebih baik.

Dalam hadits Ibnu Abbas di atas disebutkan pula mudarasah antara Nabi dan Jibril terjadi pada malam hari. Ini menunjukkan dianjurkannya banyak-banyak membaca Al-Qur'an di bulan Ramadhan pada malam hari, karena malam merupakan waktu berhentinya segala kesibukan, kembali terkumpulnya semangat dan bertemunya hati dan lisan untuk merenungkan. Seperti dinyatakan dalam firman Allah :

"Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu '), dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. "(Al-Muzzammil: 6).

Disunatkan membaca Al-Qur'an dalam kondisi sesempurna mungkin, yakni dengan bersuci, menghadap kiblat, mencari waktu-waktu yang paling utama seperti malam, setelah maghrib dan setelah fajar.

Boleh membaca sambil berdiri, duduk, tidur, berjalan dan menaiki kendaraan. Berdasarkan firman Allah :

"(Yaitu) orang-orang yang dzikir kedada Allah sambil berdiri, atau duduk, atau dalam keadaan berbaring... "(A1'Imran: 191).

Sedangkan Al-Qur'anul Karim merupakan dzikir yang paling agung.


»»  Selengkapnya...

Keutamaan Taubat Ramadhan


Tiap-tiap manusia pasti memiliki dosa, kecuali para nabi-nabi yang maksum. Mereka suci dan bersih dari dosa, sebab Allah SWT sendiri yang menjaga mereka. Apa ganjaran dari perbuatan dosa ? Pertama, kehinaan di dunia. Kedua, siksaan di akhirat.

Baik kehinaan di dunia maupun siksaan di akhirat bisa dihapuskan dengan taubat yang murni. Tak pandang dosa besar atau kecil, tak hitung banyak dosa atau sedikit, semuanya hapus ketika seseorang mau bertaubat dengan sungguh-sungguh. Dalam hadits qudsi Allah berfirman : �Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau memohon dan mengharap kepada-Ku, niscaya Aku ampuni dosa-dosamu yang lalu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau datang kepada-Ku dengan dosa-dosa sepenuh bumi dan kamu menemui-Ku dalam keadaan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatupun, niscaya Aku datangkan untukmu ampunan sepenuh bumi (pula).� (H.R. At-Tirmidzi, beliau mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Kemuliaan hidup akan kembali jika bertaubat, surgapun bisa didapat dalam kehidupan yang kekal kelak. Sebagaimana firman Allah SWT : � Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kalian kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhanmu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam Surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.�(Q.S. At-Tahriim : 8)

Selain syarat-syarat taubat yang harus dipenuhi (menyesal, mohon ampun, tekad tidak mengulangi dosa), ada beberapa ibadah yang bisa kita lakukan demi mengundang limpahan maghfirah, teristimewa dalam bulan Ramadhan ini. Ibadah-ibadah tersebut adalah : shaum, tarawih, tahajjud dan ibadah malam lailatul qadr. Semua ketentuan itu tercantum dalam hadits Muttafaq �Alaih, yaitu :

Tentang dilimpahkannya ampunan sebab melakukan shaum, Rasulullah SAW bersabda : �Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya ia diampuni dosanya yang telah lalu.�(Muttafaq �Alaih)
Tentang dilimpahkannya ampunan sebab melakukan tarawih dan tahajjud, Rasulullah SAW bersabda : �Barangsiapa melakukan shalat malam di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu.� (Muttafaq �Alaih)
Tentang dilimpahkannya ampunan sebab beribadah di malam lailatul qadr, Rasulullah SAW bersabda : �Barangsiapa melakukan shalat di malam lailatul qadr karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya ia diampuni dosanya yang telah lalu.�(Muttafaq �Alaih)

Ada riwayat yang mengatakan bahwa, dengan memberi makan kepada orang shaum ketika berbuka, selain mendapatkan pahala sama dengan pahala shaum orang tersebut, �tangan yang di atas� itu akan menjadi sebab terhapusnya dosa-dosa. Tentang dilimpahkannya ampunan sebab memberi ifthar (makanan berbuka), Rasulullah SAW bersabda :�Barangsiapa yang didalamnya (bulan Ramadhan) memberi ifthar kepada orang berpuasa, niscaya hal itu menjadi (sebab) ampunan dari dosa-dosanya, dan pembebasan dari api neraka.�(H.R. Ibnu Khuzaimah, Al-Baihaqi dan lain-lainnya). Menurut Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban hadits ini shahih.

***

Dalam kitab Risalah Ramadhan karya Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim Al-Jarullah, terbitan Darul Wathan, Riyadh, Saudi Arabia, dikemukakan : hendaknya setiap muslim memperbanyak dzikir, doa dan istighfar setiap waktu, terutama pada bulan Ramadhan. Waktu mustajab untuk melakukan kegiatan itu adalah disaat shaum, disaat ifthar, disaat sahur. Rasulullah SAW bersabda : �Tuhan kami Yang Maha Suci dan Maha Tinggi turun pada setiap malam ke langit dunia, (yaitu) ketika masih berlangsung sepertiga malam yang akhir seraya berfirman : �Barangsiapa berdoa kepada-Ku niscaya Aku kabulkan untuknya, barangsiapa memohon kepada-Ku niscaya Aku memberi-Nya, dan barangsiapa memohon ampunan kepada-Ku, niscaya Aku mengampuninya.� (H.R. Muslim) Selain kesempatan dzikir, doa dan istighfar, para malaikatpun senantiasa mendoakan dan memohonkan ampunan bagi mereka-mereka yang shaum. Keutamaan itu adalah satu dari keutamaan yang diberikan kepada umat Islam dalam bulan Ramadhan, sebagaimana tercantum dalam hadits riwayat Imam Ahmad dari Abu Hurairah r.a.

Betapa Maha Pemurahnya Allah SWT, sehingga umat Islam diberikan begitu banyak jalan untuk menebus dosa-dosanya, melalui cara dan syariat yang sudah demikian mudah. Ditambah lagi, betapa besar ganjaran pahala dan surga yang dijanjikan Allah SWT, kepada seorang pendosa yang melakukan taubatan nasuha, yaitu taubat yang sesungguh-sungguhnya, taubat yang semurni-murninya. Pada bulan Ramadhan ini, magfirah itu tak perlu kita cari dengan susah-payah. Ampunan sudah disediakan bahkan dilimpahkan oleh Allah, tinggal berapa besar tenaga dan mental kita untuk menyambutnya.
Sumber: http://www.abatasa.com/
»»  Selengkapnya...

Senin, 02 Mei 2011

Penulisan Karya Ilmiah

Penulisan Karya Ilmiah Panduan para guru untuk menulis karya ilmiah. Wajib di baca yah ...
»»  Selengkapnya...

Senin, 18 April 2011